Kuliah umum Parni Hadi |
Jurnalisme Profetik
Wartawan senior dan sekaligus pendiri Dompet Dhuafa menceritakan pengalamannya selama 43 tahun menjadi seorang wartawan. di Aula Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
Dari ceritanya dia menjelaskan ada yang dinamakan Jurnalisme Profetik.
Jurnalisme Profetik adalah sebuah genre jurnalisme yang mengamalkan empat akhlak mulia Rasulullah. Keempat akhlak tersebut yaitu amanah, sidiq, fatonah, dan tabligh.
Beliau menambahkan profesi menjadi seorang wartawan sama fugsinya seperti nabi. Ada dalam surat Al-Kahfi dijelaskan yang artinya dan kami kabarkan berita yang baik, dan mengabarkan untuk mengingatkan.
Tugas wartawan salah satunya adalah memberikan informasi. Informasi menurut Parni Hadi merupakan informasi itu tidak bebas nilai dan tidak bebas kepentingan. Beliau juga menjelaskan dengan menggunakan bahasa inggris “not falue and interest free”.
Pendiri Dompet Dhuafa tersebut memaparkan tentang media konvensional versus media sosial. Di dalam kuliah umumnya bahwa media konvensional terdiri dari media Televisi, Radio Siaran, dan Media Cetak. Sedangkan media sosial yaitu media online.
Media konvensional jika dilihat dari kemajuan teknologi media konvensional akan terkalahkan oleh media sosial. Karena maraknya sosial media seperti facebook, twitter, path, instagram dan lain lain. lambat laun media sosial akan memegang dunia informasi.
Selain itu, beliau menjelaskan ada tiga unsure yang ada pada jurnalisme profetik. Pertama, Humanisme yaitu hubungan antara individu dengan individu lainnya, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Kedua, liberalisme yaitu berhubungan dengan dunia politik. Sebuah media akan berjalan mulus jika didampingi dengan tokoh politik. Ketiga, transcendental yaitu yang berhubungan dengan Tuhan.
Strategi pengembangan media massa ;
1. Menetapkan misi dan visi
2. Melakukan audience (research)
3. Menyiapkan SDM
4. Menyiapkan modal
5. Menyiapkan teknologi
6. Melakukan ulang terhadap khalayak
7. Menambah/ memperbaharui/ mengaudit SDM
8. Dan lain-lain
Kita akan bisa memahami jurnalisme profetik setelah melakukan olahraga, olah pikir, olah rasa, olah hati. Dengan 4 olah ini beliau menyampaikan bahwa seorang wartawan harus memiliki IQU yang tinggi karena harus memahami dan menjelaskan setiap rangkai peristiwa.
Parni Hadi meninggalkan pesan bahwa, seorang pedagang akan meninggalkan hutang tetapi seorang wartawan harus meninggalkan tulisan.
0 komentar:
Post a Comment